Jakarta – Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengingatkan orang tua untuk memperhatikan asupan gizi anak yang berlatih menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.
“Meskipun belum diwajibkan, anak-anak diperbolehkan untuk berlatih puasa. Namun yang terpenting adalah pemenuhan kebutuhan gizinya,” ujar Piprim saat diwawancarai oleh media di Jakarta pada hari Jumat.
Puasa Ramadhan hanya wajib bagi umat Muslim yang sudah baligh (dewasa), berakal, dalam keadaan sehat, dan tinggal di satu tempat, serta tidak sedang dalam perjalanan.
Piprim menegaskan bahwa secara prinsip, anak-anak belum diwajibkan untuk berpuasa, meskipun beberapa di antaranya pada usia enam tahun sudah memiliki kondisi fisik yang cukup baik dan mampu berpuasa seperti orang dewasa.
Namun, ia menyarankan agar orang tua memberikan perhatian khusus dan mendampingi anak-anak yang ingin berlatih puasa.
Dia menyarankan untuk memberikan makanan yang kaya nutrisi saat sahur dan berbuka puasa kepada anak-anak. Saat makan, sebaiknya setengah piring diisi dengan sayuran dan buah, dan setengahnya lagi dengan makanan pokok dan lauk pauk.
Orang tua juga disarankan untuk tidak memberikan makanan dan minuman yang mengandung pemanis berlebihan, serta menghindari makanan cepat saji dan instan yang mengandung bahan pengawet.
Selain itu, Piprim juga menyarankan agar orang tua berkonsultasi dengan dokter jika anak-anak yang memiliki penyakit ingin berpuasa.
Dokter dapat memberikan rekomendasi mengenai konsumsi obat rutin dan pemenuhan nutrisi bagi anak-anak dengan penyakit yang ingin berpuasa.
Piprim menekankan pentingnya berkonsultasi dengan dokter karena perubahan jadwal makan dan minum serta istirahat selama berpuasa dapat mempengaruhi metabolisme tubuh anak-anak.
“Anak-anak sedang dalam masa pertumbuhan, jadi jangan sampai berpuasa malah mengalami masalah gizi. Pastikan asupan nutrisi dan cairan tubuh terpenuhi, karena kebutuhan anak yang sehat dan anak yang menderita diabetes tentunya berbeda,” tegasnya.
Leave a Reply