JAKARTA – Cuaca yang digunakan amat panas menyebabkan aktivitas bermetamorfosis menjadi kurang nyaman. Terlebih bagi para pemukim tua yang dimaksud masih mempunyai bayi, cuaca panas bisa saja membuat munculnya bervariasi penyakit lapisan kulit pada si kecil.
Maka tak heran, sejumlah warga yang digunakan menggunakan air conditioner (AC) untuk membantu menyejukkan udara dalam rumah. Namun, suhu pemanfaatan AC untuk bayi masih kerap menjadi perdebatan umum lantaran takut si kecil terkena pilek gara-gara AC.
Dokter Spesialis Anak dr. Ardi Santoso mengungkap bahwa pemakaian AC untuk bayi boleh-boleh saja, asalkan di suhu yang mana sejuk.
“Penggunaan AC itu intinya boleh. Mau suhunya berapa itu gak usah dipeributkan, yang dimaksud penting sejuk,” kata dr. Ardi, diambil dari akun Instagramnya @ardisantoso
Dokter Ardi justru menyarankan para penduduk tua untuk menggunakan mode otomatis pada AC. Sebab, mode yang dimaksud bisa jadi menyesuaikan keadaan dingin atau panasnya cuaca pada sekitar. Sehingga si kecil tetap aman juga mampu mendapatkan suhu ruangan yang mana aman.
“AC itu kan gunanya untuk mengkondisikan udaranya itu supaya sejuk. Kan ada mode otomatis, kalau udara di dalam luar panas beliau akan sejuk otomatis. Kalau dalam luar dingin suhunya pun akan meningkat menyesuaikan keadaan,” ujarnya.
Jika ingin lebih lanjut aman, pemukim tua dapat mengecek kondisi suhu dengan berdiam diri di pada ruangan AC tersebut. Apabila tak merasa menggigil atau kedinginan, berarti suhu sudah ada aman kemudian dapat menciptakan si kecil santai pula.
“Asalkan ibunya gak menggigil, berarti udah nyaman. Karena kan tiap mesin beda-beda, yang dimaksud penting dicoba dulu,” jelas dr. Ardi.
Dokter Ardi juga mengimbau para khalayak tua untuk tak mengarahkan dengan segera angin dari AC ke tubuh si kecil. Sebab, hal ini yang tersebut bisa jadi menyebabkan bayi sakit dikarenakan kedinginan.
“Selain itu penting juga jangan sampai nyentrong anginnya. Jangan sampe kena secara langsung ke bayi, AC itu gak bikin batuk pilek kok,” tandasnya.
Leave a Reply